2008-2009 DATA CONSULT. All rights reserved.
MONTHLY REPORT
PERKEMBANGAN INDUSTRI KABEL DI INDONESIA

Maret 2009

<<Halaman Sebelumnya

Perkembangan ekspor kabel

Ekspor kabel meningkat pesat

Pasca  krisis moneter tahun 1999, pabrik kabel mulai menjajaki pasar ekspor karena menurunnya permintaan di pasar domestik. Semenjak tahun 2000 ekspor kabel terus meningkat dan pada tahun 2007 mengalami peningkatan yang sangat pesat.  Pada tahun 2004 volume eksport baru mencapai  66,6 ribu ton dengan nilai US$ 287 juta , kemudian melonjak tahun 2007 menjadi 111,6 ribu ton dengan nilai US$ 917 juta atau meningkat hampir 20% per tahun

Sebelumnya negara tujuan ekspor kabel Indonesia terutama ke Jepang, Filipina, Bangladesh dan Sri Lanka. Kemudian dalam  dua tahun terakhir negara tujuan ekspor bergeser ke kawasan Timur Tengah. Booming pembangunan kota baru dan properti di kawasan tersebut telah mendorong permintaan terhadap kabel karena bayaknya pembangunan pembangkit listrik yang baru.


Saat ini peranan ekspor telah cukup besar dalam pemasaran produk kabel Indonesia. Bahkan untuk  PT Sumi Indo Kabel pasaran ekspor menjadi target pasar utama. Misalnya sampai dengan Juni 2008 proporsi antara penjualan lokal dan ekspor masing-masing sebesar 17% dan 83%

PT KMI Wires And Cables Tbk

Peranan pasar ekspor dari PT KMI terus meningkat  walaupun pasar lokal masih menjadi pasar utamanya. Pada 2007, pasar lokal memberi kontribusi 84 persen, sisanya 16 persen adalah ekspor. Sementara untuk semester I tahun 2008, pasar ekspor mengalami perbaikan dengan memberi masukan sebesar 25 persen, sedangkan lokal diperkirakan 75 persen. Ekspor PT KMI  telah mencapai wilayah Amerika Selatan, Afrika, dan Eropa.

Menurut PT KMI permintaan berbagai jenis kabel terutama dikawasan Timur Tengah dalam dua tahun terakhir yaitu tahun 2007 dan 2008 terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya pembangunan di kawasan tersebut

Permintaan pasar untuk kabel, terutama untuk jenis kabel listrik di Timur Tengah sejalan dengan pesatnya pembangunan  sektor properti dan pembangunan kota baru yang sedang marak dibangun di sana terutama sebelum krisis finansial global yang baru mulai mengimbas dikawasan tersebut diakhir tahun 2008.  Pembangunan kota baru ini memicu pembangunan  pembangkit listrik yang pada gilirannya mendorong peningkatan kebutuhan terhadap kabellistrik.

Selama tahun 2007 dan 2008 sekitar 70 hingga 75% negara tujuan ekspor PT KMI  adalah negara di kawasan Timur Tengah, sedangkan sisanya menyebar ke beberapa kawasan termasuk Afrika.

Permintaan pasar ekspor yang terus meningkat membuat PT KMI menggenjot produksinya dengan menambah mesin pada tahapan proses tertentu dan meningkatkan kapasitas produksi secara bertahap. Diharapkan kapasitas produksi bisa meningkat hingga 25 persen, dan mulai efektif pada 2010.

PT SUCACO

PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk pada tahun 2007 kembali meraih prestasi penjualan yang signifikan mencapai Rp. 2,3 triliun.  Sebagian dari total penjualan tersebut adalah hasil ekspor yang pada tahun 2007 nilainya mencapai Rp 537,6 miliar atau naik 413,45 persen dibanding total ekspor tahun 2006 yang hanya sebesar Rp 104,7 miliar. Ekspor tersebut sebagian besar adalah ke Timur Tengah.

Pabrik keblalainnya seperti PT  Voksel Electric juga te melakukan ekspansi ke luar negeri dengan menyuplai kabel ke Timur Tengah senilai US$3 juta pada tahun 2007.

Jenis kabel yang telah mampu diekspor oleh pabrik kabel di Indonesia sangat bervariasi. Namun yang terbesar dilihat dari volumenya adalah jenis kabel listrik dengan tegangan diatas 1000V (HS.  8544.60.000) yang mencapai 33 ribu ton dan kabel telekomunikasi (HS 8544.49.39000 yang mencapai 25,2 ribu ton pada tahun 2007.

Sedangkan dilihat dari nilainya maka ekspor kabel untuk kendaraan bermotor (Wiring harnesses for motor vehicles HS 8544.30.1000) yang mencapai US$ 338 juta tahun 2007.


Import

Selain ekspor, kabel juga masih di impor. Dalam 4 tahun terakhir impor terus meningkat sesuai dengan perkembangan kebutuhannya di dalam negeri. Diantaranya kabel jenis fiber optic dan kebel untuk kebutuhan industri merupakan jenis yang paling banyak di Impor.

Pada tahun 2004 impor kabel baru mencapai 20,772 ton dengan nilai US$ 83,428 ribu, dan meningkat menjadi 50,003 ton dengan nilai US$ 222,186 ribu.


Tabel - 11
Imports of cable, 2004 - 2007

Year        Volume
(Tons)        Value 
(000 US$)
2004        20,772        83,428
2005*)        27,580        132,600
2006        35,830        179,575
2007        50,003        222,186
Ket: *) Perkiraaan
Sumber: BPS, Data Consult/ICN


Konsumsi terus meningkat

Konsumsi kabel daam empat tahun terakhir terutama pada tahun 2007 terus meningkat pesat. Pada tahun 2004 konsumsi baru mencapai 65,4 ribu ton dan  kemudian meningkat menjadi 227,7 ribu ton tahun 2007 atau meningkat lebih dari 3 kali lipat.

Kenaikan konsumsi di dalam negeri tahun 2007 sejalan dengan mulai dibangunnya proyek percepatan pembangunan pembangkit listrik PLTU batubara 10.000 MW, dan juga selesainya beberapa pembangunan pembangkit listrik di Jawa dan Luar Jawa yang dibangun untuk mengatasi krisis kekurangan listrik di kawasan tersebut.

Pada tahun 2008 diperkirakan konsumsi masih terus meningkat karena berdasrkan data smapai Juni 2008 produksi dan penjualan pabrik kable umumnya mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. .....................................

<<Halaman Sebelumnya
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE

INDONESIAN COMMERCIAL NEWSLETTER (ICN)
HOME            Laporan Utama            Fokus            Daftar Isi          Berlangganan   
Web Page Maker, create your own web pages.