2008-2009 DATA CONSULT. All rights reserved.
LAPORAN MARKET INTELLIGENCE

PERKEMBANGAN INDUSTRI  OLEOKIMIA INDONESIA

November 2009


Latar belakang


Industri oleokimia di Indonesia merupakan industri yang memiliki backup bahan baku yang sangat melimpah karena Indonesia merupakan produsen bahan baku bagi industri ini yakni CPO terbesar di dunia.

Meskipun memiliki industri bahan baku yang melimpah, namun perkembangan industri ini masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang kapasitas produksinya mencapai dua kali lipat dari Indonesia.

Sebagai gambaran, Indonesia menguasai sekitar 12 persen permintaan oleochemical dunia yang mencapai enam juta metrik ton per tahun, sementara Malaysia mencapai 18,6 persen.

Industri hilir Malaysia mampu mengolah CPO menjadi lebih dari 120 jenis produk bernilai tambah tinggi, sedangkan Indonesia baru belasan produk. Malaysian Palm Oil Board (MPOB), yang merupakan institusi tertinggi dalam pelaksanaan kebijakan industri kelapa sawit di Malaysia adalah institusi di balik kesuksesan sawit Malaysia.

Industri oleokimia merupakan industri yang strategis karena selain keunggulan komparatif yakni ketersediaan bahan baku yang melimpah juga memberikan nilai tambah produksi yang cukup tinggi yakni di atas 40 persen dari nilai bahan bakunya yakni CPO dan PKO.

Meskipun belum seberkembang Malaysia, namun industri oleokimia Indonesia tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dengan penambahan kapasitas dalam beberapa tahun terakhir baik yang sedang dilaksanakan maupun direncanakan. 

Terdapat beberapa pemain baru dan juga penambahan kapasitas produksi dari pemain yang sudah ada. Adanya beberapa rencana investasi baru menunjukkan bahwa industri ini cukup diminati dan akan berkembang di masa mendatang.

Penambahan kapasitas ini tepat meskipun secara global, kapasitas produksi dunia masih lebih besar dari kebutuhan produk oleokimia, namun pertumbuhan permintaan masih terus terjadi dengan level sekitar 5 persen per tahun sehingga prospek industri ini cukup menjanjikan.

Industri ini tidak lepas dari permasalahan di dalam negeri yang salah satunya adalah jaminan pasokan bahan baku berupa CPO yang belum sepenuhnya teratasi karena produksi CPO lebih banyak diekspor daripada dipasok ke industri dalam negeri.
Laporan ini akan mengulas industri oleokimia dasar di Indonesia mencakup produk-produk yakni fatty acid, fatty alcohol, dan glycerin.

Gambaran produk

Industri oleokimia adalah industri antara yang berbasis minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Dari kedua jenis produk ini dapat dihasilkan berbagai jenis produk antara sawit yang digunakan sebagai bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk kategori pangan ataupun non pangan. 

Diantara kelompok industri antara sawit tersebut salah satunya adalah oleokimia dasar (fatty acid, fatty alcohol, fatty amines, methyl esther, glycerol). Produk-produk tersebut menjadi bahan baku bagi beberapa industri seperti farmasi, toiletries, dan kosmetik.

Fatty alcohol sebagian besar digunakan untuk produksi deterjen sebesar 48 persen dan pembersih kemudian disusul oleh penggunaan sebagai bahan antioksidan sebesar 11 persen.

Sedangkan glycerin banyak digunakan antara lain untuk sabun, kosmetik dan obat-obatan yang mencakup 37 persen dari total konsumsi material ini. Kelompok produk lainnya yag cukup banyak menggunakan glycerin adalah Alkyd resin dan makanan masing-masing 13 dan 12 persen.

Kapasitas Produksi oleokimia meningkat pesat tahun 2007 lalu

Dibandingkan dengan negara tetangga yang juga memiliki industri kelapa sawit terbesar di dunia yakni Malaysia, perkembangan industri oleokimia di Indonesia masih belum semaju mereka.

Kondisi ini tidak terlepas dari strategi pengembangan industri sawit Indonesia yang pada awalnya lebih ditekankan sebagai industri primer yakni CPO terutama untuk diekspor sebagai sumber devisa non migas. Berbeda dengan Malaysia yang mengembangkan industri sawitnya secara bersama dengan pengembangan industri hilir oleokimia.

Industri oleokimia berkembang di beberapa Malaysia, Philipina, China, dan India dengan sangat pesat sehingga kapasitas produski jauh melebihi permintaan oleokimia dunia sehingga penambahan kapasitas industri ini di Indonesia dipandang kurang menjanjikan.

Produsen oleokimia dasar sebagian besar berada di wilayah Asia. Sedangkan pertumbuhan produksi oleokimia dasar di wilayah Asia sekitar 7,1 % pertahun, disusul oleh wilayah Amerika 2,4 %, dan Eropa 1,3 %.

Hingga tahun 2005, kapasitas produksi dunia mencapai 11100 ribu metric ton per tahun sementara kebutuhan dunia baru mencapai 7200 ribu metric ton per tahun.Lihat daftar isi>>
MONTHLY REPORT
INDONESIAN COMMERCIAL NEWSLETTER (ICN)
HOME            Laporan Utama          Fokus            Daftar Isi          Berlangganan   
Topik Terkait

ICN - November 2009

FOKUS: TANTANGAN PRESIDEN UNTUK MEREALISASIKAN PROGRAM 100 HARI PERTAMANYA

PROFIL INDUSTRI: INDUSTRI PALM OIL DI INDONESIA

INDUSTRI: INDUSTRI OLEOKIMIA INDONESIA MASIH MENARIK
  • Latar belakang
  • Gambaran produk        
  • Kapasitas Produksi oleokimia meningkat pesat tahun 2007 lalu
  • Bahan baku
  • Produksi
  • Utilisasi industry oleokinmia cenderung turun
  • Ekspor melemah
  • Impor menurun
  • Konsumsi oleokimia
  • Walau melemah Investasi terus jalan
  • Kesimpulan
Web Page Maker, create your own web pages.